5 Rumah Sakit yang Berdiri di Zona Bencana

5 Rumah Sakit yang Berdiri di Zona Bencana

Bencana besar baik yang diakibatkan secara alami maupun oleh kecerobohan sikap manusia selalu terjadi setiap tahunnya,bahkan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memulihkan keadaan,situasi dan kondisinya. Setiap musibah yang terjadi bukan saja mengernyitkan dahi masyarakat luas yang tergetar hatinya, melainkan menyibukkan salah satunya medis dan paramedis dan staf rumah sakit. Sangat beruntung jika paramedis, dan medis dapat memberikan pertolongan di rumah sakit yang cukup aman dan tidak terimbas dari terjangan musibah, namun sangat buruk dan meneganggkan apabilah bahkan rumah sakit satu-satunya terkena imbas dari bencana alam. Paramedis dan dokter-dokter ahli harus bekerja dengan alat-alat dan perlengkapan medis seadanya,demi menyelamatkan nyawa para korban bencana. Berikut uniknya.com merangkum 5 Rumah Sakit yang terjebak di tengah daerah bencana:

1. Rumah Sakit Motoyoshi, Jepang

Setelah terjadi peristiwa gempa yang meluluh-lantakkan kota-kota di Jepang pada 11 Maret 2011, perhatian masyarakat dunia tertuju pada sebuah fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir yang terletak di Kota Fukushima. Akibatnya dampaknya terhadap infrastruktur semakin luas,bahkan di area pesisir Tohoku, sembilan rumah sakit dan 68 klinik dinyatakan hilang. Dan 53 rumah sakit dan 327 klinik lainnya dinyatakan rusak berat. Secara keseluruhan sebanyak 20.000 jiwa tewas saat kejadian dan beberapa meninggal tak lama dari kejadian,namun demikian efeknya masih terasa hingga sekarang.

Namun yang terjadi di baratlaut Kota Fukushima, sebuah rumah sakit masih berdiri dan harus berjuang dalam memenuhi kebutuhan dan pelayanan medis masyarakat yang terus berdatangan. Rumah sakit Motoyosh masih berdiri dan tetap melakukan pelayanan sosial meski ketersediaan listrik tidak menentu, dan penghangat ruangan yang sudah tidak berfungsi. Dan banyak catatan milik pasien yang hancur dan rusak digenangi lumpur.

Bahkan ketika ancaman resiko terkena radiasi nuklir masih sangat besar, dibarengi dengan semakin berkurangnya persediaan makanan begitupun dengan ketersedian listrik, membuat ancaman menurunnya tingkat kesehatan para pasien semakin besar. Dan keadaan seperti itulah yang harus dihadapi oleh paramedis dan dokter yang bekerja di Rumah Sakit Motoyashi. Meskipun bantuan medis dan dokter berdatangan dari pihak asing, masih saja dikabarkan satu orang dokter harus melayani 700 pasien di rumah sakit tersebut.

2. Rumah Sakit Keysaney, Somalia

Sudah lebih dari dua dekade Somalia menjadi zona pertempuran, sebuah peristiwa kemanusiaan yang sangat besar dampaknya terhadap penurunan tingkat kesehatan di negara tersebut. Hal ini diakibatkan bukan saja membunuh ratusan hingga ribuan jiwa saja, peperangan tersebut bahkan menghancurka fasilitas-fasilitas kesehatan yang seharusnya melayani dan berusaha menjauhkan para pasien dari kematian.

Meski demikian masih terdapat sebuah rumah sakit yang lolos dari penghancuran, yakni Rumah Sakit keysaney yang terletak di timurlaut Kota Mogadishu. Rumah sakit yang dulunya bekas sebuah penjara ini dikabarkan telah melayani 216.000 pasien. Pada 2012, Rumah Sakit Keysaney ini merayakan hari jadinya yang ke 20 tahun, yang ditandai dengan renovasi dan berdirinya sebuah gedung teater baru.

Rumah sakit Keysaney saat ini dijalankan oleh Bulan Sabit Merah dan didukung oleh ICRC, dan berjuang untuk melayani pasien yang banyak dengan peralatan tua dan seadanya.

4. Rumah Sakit Krabi, Thailand

Sebuah gempa berkekuatan 9 skala richter dikatakan sama dengan kekuatan 23.000 bom atom, dan itulah yang terjadi di Samudera Hindia pada 26 Desember 2004, sebuah tsunami besar. Gulungan ombak raksasa menyebar dari Samudera Hindia dan bergerak menuju daratan di pesisir pantainya, tidak terkecuali pesisir Srilangka dan Indonesia bagian barat yang mengalami dampak besar dari tsunami 2004 ini.

Bagi bangsa Thailand, peristiwa tsunami ini akan diingat selamanya dan menjadi sejarah bencana alam terburuk yang pernah terjadi. Selain berdampak luarbiasa terhadap lingkungan, properti serta infrasutruk kota dan wilayah yang ada, tsunami ini telah membunuh 5.000 jiwa di Thailand. Untuk merawat dan memeriksa para korban baik selamat maupun yang telah meninggal dunia, pemerintah Thailand mendirikan sebuah pusat layanan kesehatan darurat, yang dikenal dengan Rumah Sakit Krabi.

Di tengah kekacauan, kematian dan kehancuran, Rumah Sakit Krabi berdiri merawat dan melayani para yang terus berdatangan, dikabarkan di hari setelah bencana berlangsung paramedis dan dokter telah melayani sebanyak 500 pasien. Rumah sakit Krabi tidak saja melayani pasien yang menderita luka-luka dan cedera, mereka pun harus berusaha mengobati atau setidaknya mengalihkan trauma yang diderita oleh para korban, terutama anak-anak dan para orangtua.

Dihari berikutnya Rumah Sakit Krabi berhasil merawat inap sebanyak 1.357 korban, kegiatan kemanusiaan ini tidak saja dilakukan oleh para relawan lokal saja namun banyak dari relawan asing yang berdatangan untuk membantu menyelamatkan para korban bencana alam. Para relawan tidak saja datang sebagai paramedis, dokter dan tim pencari,melainkan mereka yang membawa makanan, air bersih, obat-obatan dan pakaian serta selimut รข€"bantuan sederhana namun menenangkan.

5. Rumah Sakit Regional Hudaida, Yaman

Rumah sakit yang satu ini terletak di jaziran Arab, tepatnya di Yaman, sebuah negara dengan suhu politik yang panas, pertumbuhan ekonomi yang rendah dan tingkat kesehatan yang mendekati titik kritis. Hudaida adalah sebuah kota di kawasan Laut Merah yang menjadi saksi sejarah Yaman telah berlangsung lama ini. Banyak aktivis anti-pemerintah yang terluka dan harus meninggalkan kota karena rumah sakitnya dikatakan telah penuh dan tidak mampu menampung lebih banyak pasien. Bahkan pada 16 Maret 2011 Rumah Sakit Wilayah Hudaida harus merawat lebih dari 200 aktivis yang terluka, bahkan semakin bertambah ketika pihak militer mengejar hingga ke dalam rumah sakit dan memukuli para aktivis.

Keadaan semakin buruk ketika di tahun yang sama terjadi bencana banjir, sehingga mengakibatkan terjadinya kegagalan panen, dan mengakibatkan krisis kemanusian yang semakin buruk. Pada 2011 dilaporkan setengah juta anak-anak di yaman mengalami malnutrisi akut, dan diperparah dengan semakin berkurangnya vaksin sehingga ancaman penyebaran penyakit pun semakin luas. Beruntung Rumah Sakit Wilayah Hudaida ini masih berdiri dan melayani masyarakat, sehingga bencana yang menimpa Yaman diharapkan sedikit ringan di sisi medis.

Sumber

Baca juga:

0 comments



Emoticon