Cerita dewasa sedarah | Sedarah memang lebih enak bersama tanteku ini, merupakan cerita sedarah yang masih ada hubungan kekerabatan atau keluarga, dan perlu anda ingat bahwa cerita dewasa sedarah dengan tanteku ini berbeda dengan cerita panas tante atau pun cerita dewasa tante yang lain-lainnya karena cerita sedarah ini sangat asik sekali, oke tanpa basa-basi lagi kita akan memulai memasuki babak cerita dewasa sebagai berikut ini silahkan pilih aja:
Oke buat yang belum dapet cerita sex sebelumnya bisa cek disini
Cerita Dewasa cerita sex Terbaru
Cerita ngentot cerita sex Perkosaan Pegawai di Jalan
Cerita sex | cerita dewasa | 17tahun diperkosa adik ipar
Cerita dewasa sedarah dengan tanteku ini bermula saat aku masih duduk dikelas 3 smu. Oh ya Namaku Wawan, umurku sekarang 26 tahun. Ada sebuah Cerita Dewasa Seks yang sampai saaat ini masih saja terus kukenang dan selalu kuingat. yaitu sebuah kejadian cerita dewasa yang masih terus kuingat sampai saat ini. Saat sma aQu dititipkan kepadaseorang tanteku. Tanteku ini cantik dan tubuhnya mulus aduhai bikin semua pria yang liat pasti pengen segera berhubungan tubuh dengannya. Oke deh langsung aja pada inti cerita kali ini. Yuk kita simak aja gimana sih adegan seks sedarah yang saya lakukan dengan tanteku ini ?
cerita dewasa,cerita panas,koleksi ribuan cerita dewasa dan cerita sedarah terlengkap
Tanteku namanya Yuni, dia ini seorang âSingle parentâ dengan tiga orang anak; dua perempuan dan satu laki-laki. Suaminya sudah meninggal karena kecelakaan mobil. Suaminya ini memang seorang pembalap lokal yang tidak terkenal namanya. Dengan tiga orang anak dan umurnya yang sudah 37 tahun, tanteku ini masih saja kelihatan seksi. Tubuhnya terawat, karena dengan kondisi keuangannya yang mapan, tanteku secara teratur senam. Hasilnya, walaupun dengan tiga orang anak,
tubuhnya tetap terawat dengan baik. Pantatnya besar dengan pinggul yang juga besar tapi pahanya selain putih dan mulus juga singset tanpa ada tumpukan lemak sedikitpun. Payudaranya lumayan besar, entah kira-kira berapa ukurannya akupun tidak tahu tapi yang jelas masih sekal tidak kendor layaknya seorang Ibu yang sudah melahirkan tiga orang anak.
Kejadiannya berawal pada saat yang tidak diduga sama sekali. Saat itu di rumah sedang tidak ada orang hanya ada tanteku yang sedang asyik memasak untuk hidangan makan siang, kebetulan hari itu jadwal mengajar tanteku hanya satu mata kuliah saja. Sepulang sekolah, aku menemukan tanteku didapur sedang asyik memasak. Dengan langkah gontai karenakecapekan, aku langsung menghampiri meja makan.
âTante Yun, belum siap yah makanannya?â tanyaku kelaparan.
âBelum Wan, sabar yah. Ini lo si Suti (pembantu tanteku) pulang tadi pagi, jadinya ya gini nih repot sendiriâ keluh tanteku
Di dahinya terlihat cucuran keringat, belum lagi tangannya yang belepotan dengan berbagai macam bumbu yang sedang diraciknya. Kelihatan sekali kalau tanteku tidak pernah kerja âSekerasâ ini. Walaupun begitu, entah kenapa terlihat sekali wajah tanteku semakin cantik. Saat itu dia hanya menggunakan daster pendek yang sebenarnya tidak ketat tapi karenabentuk pantat dan pinggulnya yang besar, daster itu jadi kelihatan agak ketat dan memetakan garis dari celana dalamnya kalau dia sedang membungkukkan badannya. âAh, seksi sekaliâ pikirku kotor.
âWawan bantuin ya Tante?â tawarku.
âBoleh Wan, sini!â ternyata tanteku tidak keberatan.
Tidak ada angin tidak ada hujan, belum sampai aku mendekat, entah karena apa tiba-tiba kran air di cucian piring copot dari pangkalnya. Otomatis air yang langsung dari tandon air yang penuh menyembur dengan derasnya mengenai tanteku yang kebetulan ada didepannya.
âAduh Wan, tolong.., gimana ini?â tanteku dengan paniknya berusaha menutupi saluran air yang menyembur dengan tangannya.
Karena tubuh tanteku tidak terlalu tinggi, untuk mencapai saluran itu dia harus sedikit membungkuk. Terlihat sekali dasternya yang sudah basah kuyup itu sekali lagi memetakan pantatnya yang besar. Garis celana dalamnya kini terlihat lebih jelas.
Dengan tergesa-gesa, tanpa pikir-pikir lagi aku segera mendekat dan membantunya menutup saluran air itu dengan tanganku juga. Tanpa aku sadari ternyata posisi tubuhku saat itu seperti memeluk tubuhnya dari belakang. Bisa di bayangkan, tanpa sengaja juga kontolku mengenai belahan pantatnya yang sekal. Keadaan ini bertahan beberapa lama. Hinggamenimbulkan sesuatu yang kotor dipikiranku.
âAduh Wan gimana ini?â tanya tanteku tanpa bisa bergerak.
âDuh gimana ya Tante, aku juga bingung.â kataku mengulur waktu.
Saat itu, karena gesekan-gesekan yang berlebihan di kontolku, aku jadi tidak bisa menahan gairah untuk merasakan tubuhnya. Pelan-pelan aku melepas satu tanganku dari saluran air itu, pura-pura meraba-raba disekitar cucian piring, mencari sesuatu untuk menutup saluran air itu sementara. Tanpa sepengetahuannya aku justru melepas celanaku berikut jugacelana dalamku. Memang agak susah tapi akhirnya aku berhasil dan dengan tetap pada posisi semula kini bagian bawahku sudah tidak tertutup apa-apa lagi.
âWah, nggak ada yang bisa buat nutup Tante. Sebentar Wawan carikan dulu yahâ
Kini niatku sudah tidak bisa ditahan lagi, pelan-pelan aku melepas peganganku di saluran air.
âPegang dulu Tanteâ kataku sedikit terengah menahan gairah.
âYah, gih sana cepetan, Tante sudah pegal nihâ sungut tanteku.
Kemudian tanpa pikir panjang, secepat kilat aku menyingkap dasternya, kemudian secepat kilat juga berusaha untuk melorotkan celana dalamnya yang entah warnanya apa, karena sudah basah kuyup oleh air, warna aslinya jadi tersamar.
âEhh.. apa-apan ini Wan, jangan gitu dong!?â tanpa sadar tanteku melepas pegangannya disaluran air untuk menahan tanganku yang masih berusaha melepaskan celana dalamnya. Air menyembur lagi.
âAuhh.. ohhâ suara tanteku jadi tidak jelas karena mulutnya kemasukan air. Tanpa sadar juga tanteku berusaha untuk menutup saluran air dengan tangannya lagi, otomatis tanganku sudah tidak ada yang menahan lagi.
âKesempatanâ pikirku, dengan satu sentakan celana dalam tanteku melorot sampai diujung kakinya.
âAuwch.. duh Wan jangan, aku ini tantemu, jangann..â Mohon tanteku.
Kepalang tanggung, aku langsung jongkok. Aku lalu menyibak pantatnya yang besar dan mencari liang senggamanya. Kudekatkan kepalaku, kujulurkan lidahku untuk mencapai vaginanya.
âAuwchh.. Wan.. ahh..â jilatan pertamaku ternyata membuatnya bergetar tanpa bisa beranjak dari tempat semula, kalau bergerak air pasti akan menyembur lagi.
Lidahku semakin leluasa merasakan aroma dari vaginanya, semakin kedalam membuat tanteku bergetar hebat. Entah kenapa sudah tidak ada lagi bahasa tubuhnya yang menunjukkan penolakan, yang ada kepalanya semakin menggeleng-geleng tidak keruan. Kecari klitorisnya, memang agak sulit, setelah dapat kuhisap habis, dua jariku juga ikut menusuk liang vaginanya. Tidak terkira jumlah lendir yang keluar, tak lama kemudian, terasa pantatnya bergetar hebat.
âAhh..hh Wann.. ahh aouhh..â dengan erangan keras, rupanya tanteku sudah mencapai orgasme. Tubuhnya langsung lunglai tapi tanpa melepas pengangannya dari saluran air.
âAduh aku belum apa-apaâ pikirku.
Langsung aku berdiri, kusiapkan senjataku yang sudah mengacung dengan keras. Dengan dua tanganku aku coba menyibakkan kedua belahan pantatnya sambil kudekatkan kontolku kevaginanya. Kudorongkan sedikit demi sedikit. Begitu sudah betul-betul tepat dimulut liang kenikmatannya, tanpa ba-bi-bu langsung kulesakkan dengan kasar.
âAhh sakit Wan.. pelan.. auhâ kepala tanteku langsung melonjak keatas, tanpa sengaja pegangannya di saluran air terlepas. Air menyembur dengan deras. Kepalang basah, begitu mungkin pikir tanteku karena selanjutnya dia hanya berpegangan dipinggiran cucian piring. Sudah tidak ada penolakan pikirku.
Kudiamkan sebentar kontolku yang sudah masuk hingga pangkalnya didalam vagina tanteku, ku nikmati benar-benar bagaimana ternyata vagina yang sudah mengeluarkan tiga orang manusia ini masih saja nikmat menggigit. Sensasi yang sangat luar biasa sekali. Pelan-pelan kutarik, kemudian kudorong lagi.
âOohh.. Wan enak, terus sayang..yang cepat aouhh.. ahh.. terus sayangâ pantatnya bergoyang melawan arah dari kocokanku.
âNah gitu Wan, ouhh.. ya gitu teruuss..â Pinta tanteku.
Aku terus mengocokkan kontolku dengan cepat. Sebentar kemudian tubuhnya mulai bergetar hebat.
âYang cepat Wan, Tante sudah mau keluar lagi.. ouhh.. terusâ kepalanya semakin menggeleng-geleng tidak karuan.
âCepatt.. cepatt truss.. ouchh.. Tante kelluaarr.. aghhâ Orgasmenya telah sampai dibarengi dengan kepalanya yang melonjak naik, tangannya mencengkeram pinggiran cucian piring dengan erat.
âCabut dulu Wan.. Tante linuu..â pinta tanteku, karena merasakan aku yang masih mengocoknya dari belakang.
âAkan wawan cabut, tapi janji nanti diteruskan ya Tante?â kataku.
âIya, tapi sekarang dari depan aja yahâ janji tanteku.
Tubuhnya kemudian berbalik. Wajahnya sudah awut-awutan dan basah kuyup. Kemudian dia duduk diatas cucian piring sambil menghadapku. Aku mendekat, langsung kucari bibirnya dan kemudian kami berpagutan lama. Sambil kami berciuman, satu tangannya membimbing kontolku kearah liang vaginanya. Tanpa disuruh dua kali kudorongkan pantatku dibarengidengan masuknya juga kontolku.âAhh.. oohh..â erang tanteku, ciuman kami terlepas.âKocokkan yang cepatt wann..â pinta tanteku sambil pahanya semakin dilebarkan.âBegini Tante..â Kataku sambil mengocokkan kontolku dengan cepat.âGila kamu Wann.. kuaatt sekalii kamuu..â sambil satu tangannya menarik satu tanganku, kemudian ditaruhnya di bagian atas vaginanya. Aku tahu mau maksudnya.âYahh yang ituu.. teruss Wann.. ohh enakk.. Wan teeruss..â rintih tanteku ketika sambil kontolku mengocok vaginanya tanganku juga memelintir klitorisnya.âOhh Wan, Tante hampir sampai..â tubuhnya mulai bergetar agak keras.âAku juga hampir sampai Tante.. ohh punya Tante eenakk..â aku mulai tidak bisa mengendalikan lagi, orgasmeku tinggal sebentar lagi.âDikeluarin dimana Tante?â tanyaku minta ijin.âUdah nggak usah mikirin itu, ayoo teruss.. didalemm jugaa nggakk PapaââAyoo..Tante udah diujung nihh wann..ââOuhh.. enakk.. cepatt Wann.. yangg cepattâ rintih tanteku.âGoyang Tante, kita barengan ajaa.. oghhâ orgasmeku sudah diujung.Semakin kupercepat kocokanku, tanteku juga mengimbangi dengan menggoyang pantatnya. Sambil berpegangan pada belakang pantatnya, kukeluarkan air maniku.âAku keluarr tantee.. aughh..â sambil kubenamkan dalam-dalam.âTante juga Wann.. oughh akhh.. gilaa.. uenakknya..â erangnya sambil jemarinya mencengkeram bahuku.Akhirnya kami berdua terkulai lemas. Kudiamkan dulu kontolku yang masih ada didalam vaginanya. Kulirik ada sedikit lelehan air mani yang keluar dari vaginanya. Seperti tersadar dari dosa, tanteku mendorong badanku.âKamu nakal Wan, berani sekali kamu berbuat iniâ sungut tanteku.âTapi Tante juga menikmatinya kan?â belaku.Tanpa berkata apa-apa, dia kemudian turun, meraih celana dalamnya kemudian berlalu kekamar mandi. Aku berusaha mengejarnya tapi dia sudah lebih dulu masuk kamar mandi kemudian menguncinya.âTante air di tandon tadi sudah habis lohâ candaku dari luar kamar mandi tapi tidak ada balasan dari dalam.Nah itulah cerita dewasa atau cerita panas sedarah dengan tanteku, dan cerita ini memang aku tuliskan untuk anda para penikmat cerita panas dan cerita dewasa.
0 comments