Sang Penemu |
Suasana lingkungan kita kadang berubah sangat ekstrim. Misalnya dingin membekukan tulang atau panas menyengat hingga kita tak nyaman dibuatnya. Tentu tak menjadi masalah bisa kita berada di dalam gedung atau mobil ber-AC. Begitupun bila cuaca sangat dingin, kita bisa menghangatkan tubuh di rumah.
Bagaimana bila hal itu di luar ruangan? Anda saja AC bisa dibawa-bawa, tentunya semua beres!!!
Ide cemerlang ini berawal saat dia harus berangkat kuliah dan beraktivitas dengan kondisi cuaca bersalju. Saat berada di luar ruangan, ia harus bersusah payah mengenakan jaket tebal. Namun begitu memasuki sebuah ruangan, ia harus repot-repot melepas jaket kembali.
Saat itulah ide Climacon muncul. Dia pun berusaha untuk mewujudkan ide ini dan mengembangkannya, walau di tengah padatnya jadwal kuliah. Bermodalkan 1000$ yang didapatkan dari even Business Plan MIT yang ia menangkan, Vistakula pun berhasil menciptakan sebuah prototype Climacon generasi pertama.
Climacon generasi pertama beratnya mencapai 5 kg. Teman-temannya menertawakan konsep jaket climacon tersebut. Selain berat, jaket tersebut dilengkapi kipas dan kabel-kabel yang berseliweran. Ketika dipakai, jaket tersebut pernah mengundang perhatian polisi karena dianggap sebagai bom. Vistakula memikirkan jalan lain untuk teknologi “AC”-nya tersebut. Ia pun akhirnya menggunakan peltier, pelat ajaib yang memiliki sisi panas dan dingin.
Konsep yang ia gunakan berdasarkan hukum fisika yang disebut Efek Peltier, ditemukan oleh Jean Charles Peltier Prancis di tahun 1836, adalah sebuah fenomena di mana listrik, ketika melewati dua kawat dari logam yang berbeda yang dibuat bersentuhan dan membentuk persimpangan, sehingga memanas atau mendingin berdasarkan logam kawat listrik yang melewatinya.
Prinsip kerja Climacon adalah dengan mempertahankan suhu tubuh pemakainya antara 18 dan 40 derajat Celcius, dan dapat bekerja dalam suhu mulai dari minus 30 hingga suhu 50 derajat Celcius. Climacon menggunakan baterai Lithium Polymer yang tahan digunakan hingga 4-8 jam, bergantung beban kerja peltier.
Climacon generasi terbaru kini memiliki berat antara 600 dan 700 gram, kira-kira beratnya seperti sebuah celana jeans. Untuk menciptakan Climacon dengan bobot ringan ini, ia harus bereksperimen dengan berbagai bahan ringan berdasarkan Efek Peltier.
“Kami bekerja dengan aluminium, plastik, karet,” kata Vistakula. Ia membentuk tim setelah kembali ke India pada akhir 2007. Para desainer pakaian, penjahit dan dua teknisi akhirnya mewujudkan jaket Climacon yang ringan.
Vistakula bersama rekan tim |
Produk lain hasil ciptaan mereka:
Climaware Neck Wrap
Climaware Knee Pack
Climaware Headgear
Climaware Haemosave
0 comments