Sinetron Ramadhan: Adakah Yang Layak Tonton?

Sinetron Ramadhan: Adakah Yang Layak Tonton?


SEPULUH tahun belakangan ini, sejak 2002, sinetron ramadhan memang makin membludak di layar televisi. Tidak sekadar tayang begitu saja, karena sinetron-sinteron itu ditayangkan pada jam prime time (antara pukul 18.30 sampe 21.00). Sekadar info, tidak sembarang acara bisa tayang di televisi pada jam-jam itu. Maklum, acara di jam prime timejelas-jelas mendapat perhatian dan rating tinggi. Iklannya antre karena ditonton oleh banyak orang. Dan, tidak hanya di satu televisi saja. Semua televisi (swasta) berlomba-lomba mengusung sinetron Ramadhan silih berganti dan tidak jarang berentetan sekaligus.

Jika mau dhitung jumlahnya, dalam sehari kita bisa melihat semua sinetron itu lebih dari 15 tayangan! Itupun hitungannya jika saja kalau di setiap stasiun televisi “hanya” ada dua sinetron remaja setiap harinya. Padahal di beberapa stasiun televisi jumlahnya bisa mencapai 3 atau 4. Dalam seminggu sinetron Ramadhan bisa tayang lebih dari 50! (Biasanya pas hari Ahad tidak begitu banyak, paling hanya 1 atau 2 dan itupun hanya di beberapa stasiun teve saja).

Mestinya, kita senang dengan banyaknya tayangan yang mengetengahkan kehidupan tentang Islam dan khususnya Ramadhan? Dialognya banyak ucapan dzikir, dan pakaian pemerannya sopan dan memaakai busana muslim atua muslimah. Hmm, tunggu dulu! Ada yang ganjil dan “ngaco” tentang sinetron-sinetron Ramadhan itu.

Film (atau sinetron) sebagai seni adalah salah satu bentuk potret dari kebudayaan atau realitas yang ada. Tapi apa benar begitu? Di sinetron-sinetron yang beredar sekarang ini, yang ada malah kontradiktif. Bagaimana tidak? Jika Anda pernah (atau bahkan menyukai) sinetron-sinetron itu, Anda akan banyak menemui berbagai keganjilan. Bayangkan saja, misalnya anak sekolah. Tahu sendiri mungkin, bagaimana dandanan anak sekolah di sinetron. Rambut dengan style terbaruâ€"tidak jarang dicat dan di-punk segala (yang tengah ngetrend sekarang adalah model harajuku dan spike), seragamnya sudah tidak karu-karuan. Rok perempuannya mini sekali, dan aksesorisnya saja, kalung anjing bisa ada di leher para pemerannya. Kuping dan hidungnya ditindak. Kenyataannya, seburuk-buruknya para pelajar di Jakarta sekalipun, rasanya belum pernah ada yang ekstrem dan berantakan seperti itu.

Jika kita mau menelaah lagi, sinetron-sinetron sekarangâ€"maaf-maaf sajaâ€"tidak ada faedah-faedahnya. Apa yang mau dilihat? Pada dasarnya hanya ada dua hal yang menjadi tema besar sinetron-sinetron televisi sekarang ini, termasuk juga sinetron Ramadhan.

Pertama yang pasti dan jadi menu andalan, tentang seks. Seks bebas yang kecil-kecilan maupun dalam porsi yang besar sepertinya sudah menjadi agenda utama dan mesti ada di semua sinetron. Dengan alasan modern, karakter-karakter yang ada di sinetron enteng saja membawa permasalahannya ke permukaan. Selalu saja permasalahannya sama yaitu antara lawan jenis.

Menu yang kedua, kriminal. Hampir tidak ada di sinetron-sinetron ini yang tidak berbau kejahatan. Ada tokoh yang jahatnya minta ampun, ibu tiri yang kejam, saudara kandung yang penuh dengki, dan lain sebagainya yang semuanya menggambarkan dunia yang kejam. Yang bikin ngeri, semuanya itu diberi solusi instan yang efeknya benar-benar tidak manusiawi: dihabisin atau dibunuh!

Memang , ada juga sinetron-sinetron Ramadhan yang benar-benar bagus. Tetapi jumlahnya hanya sedikit sekali. Sejak tahun 2007 ada sinetron Para Pencari Tuhan garapan Dedi Mizwarâ€"sineas kita yang memang konsisten memproduksi tayangan-tayangan bermutu. Tetapi PPT tidak cukup banyak digemari oleh masyarakat banyak. Tahun 2012 ini, sepertinya belum ada sinetron Ramadhan yang layak kita konsumsi. Semuanya masih sinetron yang sama dengan kemasan “sedikit” berbeda. Daripada nonton sinetron Ramadhan, lebih baik matikan teve, dan kita lakukan kegiatan lain yang jauh lebih bermanfaat! Wallahu alam bi shawwab.

[Sumber: Islampos]

Baca juga:

0 comments



Emoticon