Cerita sex 17tahun Gairah Menggelora Cheerleader

Cerita sex 17tahun Gairah Menggelora Cheerleader terbaru nih dari ceritamantra.blogspot.com . melanjutkan cerita dewasa sebelumnya Cerita ngentot terbaru : Menaklukkan kakak ipar selamat menikmati



Ketika masih sekolah, aku pernah ikut memperkuat team cheerleader sekolah. aku adalah anggota termuda di team itu, ketika itu aku masih di kelas 1 sedang anggota lainnya mayoritas sudah kelas 3. Ada juga yang masik kelas 2. Karena aku yang termuda, makanya aku selalu mendapat posisi dipuncak tower manusia, mungkin itu dianggap posisi yang termudah karena tinggal memanjat ketempat yang paling atas dan berusaha berdiri tegak. Aku memang dipaksa berlatih keras untuk bisa berhasil dalam show team aku. Pelatih teamku, pak Deni, lelaki 40an, ganteng dan tegap badannya, orangnya tegas sekali dan kalo salah bisa abis dimarahi. Tapi aku suka ngeliatnya karena dia tipeku banget, gak tau kenapa aku suka sekali ma lelaki macho seperti pak Deni. Sampai satu kali aku beberapa kali tidak bisa ikut latihan, pak Deni marah besar dan mau mengeluarkan aku dari teamnya. Ayu dan Dina, salah dua anggota yang sudah senior, menghiburku.

"Tenang aja Nes, kan dah tau kalo pak Deni tu kalo marah meledak2". "Tapi aku dah mo dikluarin dari team, Ay". "Aku dulu juga pernah kok mengalami hal yang sama, malah lebih parah lagi, pak Deni dah memutuskan aku keluar dari team". "Terus kok kamu masih ada disini?" "Gampang tuh", Ayu tersenyum menjawabku. "Dina juga pernah mengalaminya". "Trus kalian berdua ngelakuin apa untuk meredakan marahnya pak Deni?" tanyaku lagi, penasaran juga kenapa mreka bisa menaklukkan marahnya pak Deni. "Ladenin ja napsunya". "Hah?" aku kaget juga mendengarnya. "Iya, kalo mau tetap di team ya mesti gitu, dia tuh ka demen banget ma cewek2 seumuran kita2 ini, palagi kamu yang paling junior, pasti dia napsu banget ma kamu. Kamu pernah ngelakuinnya gak". "Pernah", jawabku. "Ma cowok kamu ya". Aku menggangguk. "Trus terang aja Nes, ma pak Deni akan jauh lebi nikmat dari kamu maen ma cowok kamu". "Kok bisa gitu". "Ya kalo kamu mau, samperin ja dia, minta waktu ketemu, ntar kamu juga tau ndiri kenapa maen ma dia jauh lebih nikimat". Wow, dek2an juga aku jadinya, terus terang sih, aku sering berkhayal dien tot ma pak Deni. Tapi kesempatannya dateng aku malah jadi grogi nih. Aku belon pernah maen ma lelaki seumur pak Deni, biasanya kan cuma ma cowokku. Dia memang lebih tua dari aku tapi tidak jauh lebih tua kaya pak Deni. Ya udah, aku gak pengen dikeluarin dari team, dan dalam hati kecilku aku juga pengen ngerasain maen ma lelaki yang jauh lebih tua dari aku, aku penasaran kenapa Ayu dan Dina mengatakan maen ma pak Deni lebih nikmat.

Aku menghadap pak Deni menjelang latihan berikutnya, saat itu aku masih dalam status di skors. Pak Deni cemberut melihat aku nyamperin dia. "Mo apa kamu kesini, kan dah saya skors". "Pak, kasi Ines kesempatan dong, Ines mo ngomong ma bapak di rumah. Kata Ayu dan Dina mesti minta maafnya dirumah bapak". Mukanya berubah menjadi lebihlunak ketika aku mengatakan hal itu. "Ya udah nanti malem ja kerumah saya". Hari itu hari Jumat, besok Sabtu jadi libur. Aku menyampekan ke Dina, karena Ayu masih sibuk. "Kamu pake g string Nes, dia suka banget liat kita2 kalo pake g string, punya kan. Pake luaran yang seksi". "Punya Din, cowok aku yang beliin". "Enjoy deh, pasti kamu gak boleh pulang ntar malem". "Gitu ya". "Iyalah, dia mana puas maen cuma seronde". O karena itu ya makanya Dina dan Ayu mengatakan lebih nikmat maen ma pak Deni. abis makan malem aku mengunjungi pak Deni. Dia tinggal sendiri di rumah kontrakannya, keluarganya tinggal dikota laen, sebulan sekali pak Deni pulang, nyetorlah supaya gak jadi odol karena kelamaan gak dikeluarin, pejunya maksudnya. Aku mengenakan kemben dan celana pendek saja, sengaja aku gak pake bra. Kesananya aku pake jaket untuk menutupi kembenku.



Sesampainya dirumahnya, pak Deni dah menungguku, dia juga santai sekali, pake celana pendek dan t shirt saja, ganteng banget deh, mana badannya tegap lagi. Aku membuka jaketku, pak Deni sampe menelen ludah melihat aku hanya memake kemben dan celana pendek saja. "Kamu merangsang sekali Nes". "Tenang pak, bapak bisa menikmati semuanya kok". "Dah tau dari ayu dan Dina ya". "Iya pak, mreka yang nganjurin Ines untuk minta maaf dirumah bapak". Dia tersenyum. Aku duduk disofa, dia duduk disebelahku. Dia menggengam tanganku dan mengelus2 pahaku, geli2 asik. aku sengaja mengangkangkan pahaku sehingga tangannya langsung menggosok selangkanganku. Aku jadi menggeliat ketika tangannya menggosok2 selangkanganku. "Paak", bisikku ditelinganya. "Napa, belon pernah ya digesek gini". "Udah kok pak". "Ma siapa, ma om2 ya". "enggak pak, ma cowok Ines". "Gak cuma digesek kan". "Mula2nya ya digesek pak". "Terus". "Terus ya dimasukin lah pak, abis dah sama 2 napsu". "enak gak". "enak banget pak". "Pernah maen ma om2 kaya Ayu dan Dina". "Belon pernah pak". "Jangan panggil pak dong, kalo dilapangan ya gak apa". "abis panggil apa, om aja ya". "Boleh". "Kalo maen ma cowok kamu brapa kali". "Seringnya sih 2 kali om". "trus kamunya klimax brapa kali". "Yang pertama bareng, yang kedua bisa bebrapa kali klimax baru dianya ngecret". "Didalem Nes". "Iya om, biar nikmat". "Polos?". "Iya om". "Gak taku hamil?" "Kalo lagi subur Ines dikasi obat sesudah maen, enak kan om kalo Ines klimax terus dia ngecret didalem, nikmat banget deh klimax bareng kesemprot peju anget. kalo lagi subur, malah Ines napsunya lebih berkobar2, jadi cepet dan sering bisa klimax beberapa kali, lebih nikmat de om". "Wah kamu masi muda gini dah pengalaman banget ya".

Tanganku pun mengarah keselangkangannya, terasa sesuatu yang keras sekali ngumpet diselangkangannya. "Om dah keras banget" Dia hanya tersenyum, tanganku meneruskan tugasnya menggosok selangkangannya, kuremas pelan, terasa sesuatu yang besar dan keras. "Om punya besar ya". "18x5". "Wah gede banget om, panjang lagi, wah Ines bisa klenger2 nantinya". "Emangnya kamu biasanya ngerasain yang kecil ya Nes, masih sempit dong". "Gak kecil2 amat si om tapi gak segede om punya. Pasti masih peret om". "Wah jadi gak sabar neh pengen ngerasain peretnya mem3k kamu, ntar kalo ketagihan gimana Nes". "Ya gak masalah om, kalo om bisa bikin Ines terkapar saking nikmatnya, Ines mah mau aja tinggal ama om biar tiap malem om bisa Ines servis. Om gak usah nyari abg lagi kan, dah tersedia dirumah". Dia cuma senyum2 saja mendengar bisikanku yang terakhir ini. "Om penyalurannya sama abg ya". "La iyalah, masak ama yang seumuran om, dah alot", jawabnya sambil tertawa. "Sama abg yang bahenol dan buluan seperti kamu Nes". "Mangnya kalo buluan kenapa om". Memang bulu tangan dan kakiku panjang2, juga aku punya kumis halus. "Bulu tangan kamu aja panjang2, terus kamu kumisan, pasti jembut kamu lebat. Om suka ama prempuan yang buluan, yang jembutnya lebat". "Napa om". "Napsunya gede, sekarang kamu lagi masa subur gak". "Iya om lagi subur, jangan kawatir ines bawa obatnya kok". "Gak kawatir, cuma ngebayangin kaya apa liarnya kamu nanti, dah napsu besar ditambah lagi subur lagi, dobel besar napsu kamu ya".

Aku diseretnya masuk kamarnya dan dia memelukku. Bibirku diciumnya dengan penuh napsu. Tangannya segera menyamber toketku dan muali meremasnya. Karena aku gak pake bra, dia bisa memilin2 pentilku yang mulai mengeras dari luar kembenku. Segera kembenku terlepas dari badanku. Dia makin napsu saja meremas2 toketku. "Toket kamu besar juga Nes". "Tapi gak sebesar Ayu kan om". "Gak apa, aku napsu juga kok ngeremes toket kamu". Aku dibaringkan di ranjang. Dia berbaring disebelahku. Sambil mengulum bibirku dia terus saja meremas2 toketku. Ciumannya segera beralih ke belakang telingaku, aku menggelinjang kegelian, Terus ciumannya turun keleherku, aku makin kegelian, sampe akhirnya dia mengemut pentilku yang dah mengeras. ku menggeliat2, napsuku dah berkobar dari tadi. Pentilku dijilat dan kemudian diemutnya, kadang digigitnya pelan sehingga menambah rangsangan buat aku. Aku hanya bisa melenguh keenakan, "Om...." Dia melepaskan t shirt dan celana pendeknya. Aku terbelalak melihat ukuran kont0lnya. ada sesuatu yang sangat menonjol di selangkangannya, besar dan panjang, sampe kepalanya nongol dibagian atas cdnya. Dia melepaskan celana pendekku. Dia pun terbelalak memandangi bodiku yang hanya terbungkus g string saja. "Nes, kamu merangsang sekali". "om juga, kont0l om gede en panjang banget ya, kepalanya sampe nongol gitu, dah keras banget ya ngacengnya". Segera aku dipeluknya dan langsung bibirku diciumnya kembali dengan penuh nafsu, terasa sekali bibirnya mengemut kedua bibirku. Aku menjulurkan lidahnya kedalam mulutnya dan segera dibelit dengan lidahnya dan diisapnya. Gantian dia menjulurkan lidahnya kedalam mulutku, yang segera kusambut dengan lilitan lidahku dan bales aku yang ngemut lidahnya. Tangannya kembali menyamber toketku dan diremasnya dengan gemas. Aku gak mau kalah, kont0lnya yang sudah keras banget kuremas kepalanya yang nongol dari bagian atas cdnya, "Om keras banget ngacengnya". Dia terus meremas ke2 toketku bergantian, sembari tetap mengulum2 bibirku. Dari bibir, jilatannya kembali pindah ke kuping dan tengkukku sembari memlintir2 pentilku yang sebentar saja sudah mengeras. aku menggeliat2 kegelian karena jilatan di kuping dan tengkukku serta pilinan di pentilku. Tak lama kemudian ciumannya turun ke pentilku, dijilat2 dulu kemudian diisep2 pelan2. aku makin menggeliat2 dan mulai melenguh, "Oooom, geli". "Geli apa nikmat?' "Dua2nya om, aaah...". Aku merasa ada rabaan di pahaku. Paha makin kukangkangkan karena aku tau pasti dia sedang ngelus2 pahaku. Aku jadi menggeliat2 karena rabaannya pada paha bagian dalam, “Aah”, erangku, karena napsuku makin naik. “Kenapa Nes, napsu ya”, katanya. “Tangan om nakal sih”, kataku terengah. elusannya makin lama makin naik ke atas. Kini tangannya mulai meraba dan meremes mem3kku dari luar g stringku. Aku semakin terangsang karena ulahnya, “Aah om, ines makin napsu nih”, erangku. “Iya Nes, g string kamu udah basah begini. Benerkan, kamu ternyata napsunya besar ya". Sapuan lidahnya turun keperutku, kepuserku, sehingga aku kembali menggeliat2 kegelian sambil melenguh gak putus2, "Aah om, pinter amat seh ngerangsang napsunya Ines".



Dia makin nakal ulahnya, pahaku makin dikangkangkannya dan terasa hembusan napasnya yang hangat di pahaku. Dia mulai menjilati pahaku, dari bawah bergerak perlahan keatas sambil digigit2nya pelan. Aku menggigil menahan geli saat lidahnya menyelisuri pahaku. Jilatannya kemudian mengarah kelutut, betis dan kakiku, makin membuat aku melenguh kegelian, "om, aaah, geli om". jari2 kakiku dijilatinya, termasuk telapak kakiku, "om, geli om", lenguhku berulang kali. Jilatannya kembali naik keatas, terus sampe ke g string ku. Dijilat2nya pinggiran g string ku dan disingkapnya g stringku, jembutku berhamburan keluar, singkapannya makin lebar sehingga dia bisa menjilat2 it1l ama lubang mem3kku. "Ooom, aaah", kembali aku melenguh, kali ini saking nikmatnya. G string ku dengan mudah disingkirkan disingkirkan kesamping dan tak lama kemudian terasa lidahnya menghunjam ke mem3kku yang sudah sangat basah. Aku hanya pasrah saja atas perlakuannya, aku hanya bisa mengerang karena rangsangan pada mem3kku itu.

Lidahnya menyusup ke dalam mem3kku dan mulai bergerak keatas. Aku makin mengejang ketika dia mulai menjilati it1lku. “Aah om, Ines sudah pengen dient0t”, aku mengerang saking napsunya. sementara tangannya masih aktif mengelus2 mem3kku dari luar g string ku. Terasa jarinya menyusup kebalik g stringku lewat samping. Terasa sekali jarinya mengorek2 mem3kku mencari it1lku, setelah ketemu langsung saja dikilik2nya, menggantikan peran lidahnya. “Ooom…”, erangku. mem3kku menjadi makin basah.



Dia menghentikan aksinya, kembali memelukku dan mencium bibirku dengan napsunya. Lidahnya kembali menerobos bibirku dan mencari lidahku, segera aku bereaksi yang sama sehingga lidah kami saling membelit didalam mulutku. Pelukannya makin erat, Terasa ada sesuatu yang mengganjal diperutku, kont0lnya rupanya sudah ngaceng berat seperti dugaanku. Tangannya mulai bergerak kebawah, meremas pantatku, sedang tangan satunya masih ketat mendekapku. Aku menggelinjang karena remasan dipantatku dan tekanan kont0lnya yang ngaceng itu makin terasa diperutku. “Aah”, lenguhku sementara bibirku masih terus dikulumnya dengan penuh napsu juga. Lidahnya kemudian dikeluarkan dari mulutku, bibirku dijilati kemudian turun ke daguku. Tangannya bergeser dari pantatku ke arah mem3kku, “Aah”, kembali aku mengerang ketika jarinya kembali mengilik mem3kku dari luar g stringku. Lidahnya mengarah ke leherku, dijilatinya sehingga aku menggeliat2 kegelian. Sementara itu jarinya sudah menyusup kembali ke dalam g stringku lewat samping dan mulai mengelus2 mem3kku yang sudah sangat basah itu dan kemudian menjadikan it1lku sasaran berikutnya. Digerakkannya jarinya memutar menggesek it1lku. g stringku dilepas dan dia mulai menggarap mem3kku lagi. “Nes, jembut kamu lebat sekali, gak heran napsu kamu gede banget. Dikilik sebentar aja udah basah begini”, katanya sambil mengangkangkan pahaku lagi. Jembutku disingkirkannya dan langsung saja mulutnya menyosor mem3kku lagi. Bibir mem3kku diemutnya, lidahnya menyusup masuk melalui bibir mem3kku. Tanpa sadar aku meremes2 rambutnya. Lidahnya mulai menjilati it1lku, perutku mengejang karena menahan kenikmatan rangsangannya. “Aah terus om, enak”, teriakku. Kepalanya kutekan sehingga menempel erat di mem3kku. Lidahnya makin seru saja mengilik mem3k dan it1lku. Cairan mem3kku diisepnya, itu membuatku makin melayang2. Ketika aku udah hampir nyampe, dia menghentikan aksinya, “Kenapa brenti”, protesku. “ines sudah ampir nyampe”.
Dia melepas cdnya, benar dugaanku. Ternyata kont0lnya besar dan panjang, bengkung keatas dan sudah ngaceng berat. Aku ditariknya bangun kemudian disuruh menelungkup dipinggir matras. Dia memposisikan dirinya dibelakangku, punggungku didorong sedikit sehingga aku menjadi lebih nungging. Pahaku digesernya agar lebih membuka. Aku menggelinjang ketika merasa ada menggesek2 mem3kku. mem3kku yang sudah sangat licin itu membantu masuknya kont0l besarnya dengan lebih mudah. Kepala kont0lnya sudah terjepit di mem3kku. Terasa sekali kont0lnya sesek mengganjal di selangkanganku. “Aah, gede banget kont0l om”, erangku. Dia diam saja, malah terus mendorong kont0lnya masuk pelan2. Aku menggeletar ketika kont0lnya masuk makin dalam. Nikmat banget rasanya kemasukan kont0lnya yang besar dan bengkong. Pelan2 dia menarik kont0lnya keluar dan didorongnya lagi dengan pelan juga, gerakan keluar masuk kont0lnya makin cepat sehingga akhirnya dengan satu hentakan kont0lnya nancep semua di mem3kku. “Aah, enak banget kont0l om”, jeritku. “mem3kmu juga peret banget deh Nes. baru sekali aku ngerasain mem3k seperet mem3kmu”, katanya sambil mengenjotkan kont0lnya keluar masuk mem3kku. “Huh”, dengusku ketika terasa kont0lnya nancep semua di mem3kku, Terasa biji pelernya menempel ketat di
pantatku. mem3kku terasa berdenyut meremes2 kont0lnya yang nancep dalem sekali karena panjangnya. Tangannya yang tadinya memegang pinggulku mulai meremes toketku dengan gemesnya. Aku menjadi menggelinjang karenanya, sementara itu enjotan keluar masuk kont0lnya makin dipercepat. Tubuhku makin bergetar merasakan gesekan kont0lnya yang bengkong itu di mem3kku. “Enak om, enjotin yang keras, aah, nikmatnya. Ines mau deh om ent0t tiap hari”, erangku gak karuan. Keluar masuknya kont0lnya di mem3kku makin lancar karena cairan mem3kku makin banyak, seakan menjadi pelumas kont0lnya. Dia menelungkup dibadanku dan mencium kudukku. Aku menjadi menggelinjang kegelian. Pinter banget dia merangsang dan memberi aku nikmat yang luar biasa. Toketku dilepaskannya dan tangannya menarik wajahku agar menengok ke belakang, kemudian bibirku segera diciumnya dengan napsunya. Lidahnya kembali menyusup kedalam mulutku dan membelit lidahku. Tangannya kembali meneruskan tugasnya meremes2 toketku.



Sementara itu, kont0lnya tetep dienjotkan keluar masuk dengan cepat dan keras. Jembutnya yang kasar dan lebat itu berkali2 menggesek pantatku ketika kont0lnya nancep semuanya di mem3kku. Aku menjadi mengerang keenakan berkali2, ini menambah semangatnya untuk makin gencar mengenjot mem3kku. Pantatku mulai bergerak mengikuti irama enjotan kont0lnya. Pantatku makin cepat bergerak maju mundur menyambut enjotan kont0lnya sehingga rasanya kont0lnya nancep lebih dalem lagi di mem3kku. “Terus om, enjot yang keras, aah nikmat banget deh dient0t om”, erangku. Dia makin seru saja mengenjot mem3kku dengan kont0lnya. Aku tersentak. Perutku terasa kejang menahan kenikmatan yang luar biasa. Bibirku kembali dilumatnya, aku membalas melumat bibirnya juga, sementara gesekan kont0lnya pada mem3kku tetep saja terjadi. Akhirnya aku tidak dapat menahan rangsangan lebih lama, mem3kku mengejang dan “Om, Ines nyampe aah”, teriakku. mem3kku berdenyut hebat mencengkeram kont0lnya sehingga akhirnya, kont0lnya mengedut mengecretkan pejunya sampe 5 semburan. Terasa banget pejunya yang anget menyembur menyirami mem3kku. kont0lnya terus dienjotkan keluar masuk seiring ngecretnya pejunya. Akhirnya aku ambruk keranjang dan dia menindihku. Napasku memburu, demikian juga napasnya. kont0lnya terlepas dari jepitan mem3kku sehingga terasa pejunya ikut keluar mengalir di pahaku. Dia segera telentang dimatras supaya tidak menindih aku. “Nes, nikmat banget deh mem3k kamu, peret dan empotannya kerasa banget”, katanya. "Jauh lebih nikmat dari ngent0tin Ayu dan Dina". Wah bangga juga aku ngedengernya. "Masih mau lagi kan Nes". Aku menggangguk aja, hebat juga ni lelaki, baru aja ngecret dah nawarain ronde brikutnya. Beneer kata2 Ayu dan Dina, nikmat banget dient0t si om.

dia masuk ke kamar mandi. Terdengar grujukan air, dia rupanya sedang membersihkan dirinya, sementara aku masih saja telentang di ranjang menikmati sisa2 kenikmatan yang baru saja aku rasakan. Dia keluar dari kamar mandi, “kamu napsuin deh Nes, toket kamu kenceng, mana pentilnya gede lagi. sering diemut ya Nes”, katanya. Aku hanya tersenyum mendengar ocehannya. “Aku paling suka liat jembut kamu, lebat banget sih. Aku paling napsu ngeliat cewek kayak kamu ini, toketnya kenceng dan jembutnya lebat, nikmat banget dient0tnya,” katanya lagi. Dia berbaring disebelahku dan memelukku, “Nes aku pengen lagi deh”, katanya. Walaupun sudah menduga tap aku kaget juga dengernya, baru aja ngecret udah napsu lagi, tapi aku suka lelaki kaya begini, udah kont0lnya gede dan panjang, kuat lagi ngent0tnya. Dia mulai menciumi leherku dan lidahnya menjilati leherku. Aku menggelinjang dan mulai terangsang juga. Bibirku segera diciumnya, lidahnya kembali menyusup kedalam mulutku dan membelit lidahku. Sementara itu tangannya mulai meremes2 toketku dengan gemes. Dia melepaskan bibirku tetapi lidahnya terus saja menjilati bibirku, daguku, leherku dan akhirnya toketku. Pentilku yang sudah mengeras dijilatinya kemudian diemutnya dengan rakus. Aku menggeliat2 karena napsuku makin memuncak juga. “Aah, om napsu banget sih, tapi Ines suka banget”, erangku. Toketku yang sebelah lagi diremes2nya dengan gemes. Jari2nya menggeser kebawah, keperutku, puserku dikorek2nya sehingga aku makin menggelinjang kegelian. Akhirnya jembutku dielus2nya, tidak lama karena kemudian jarinya menyusup melalui jembutku mengilik2 mem3kku. Pahaku otomatis kukangkangkan untuk mempermudah dia mengilik mem3kku. “Aah”, aku melenguh saking nikmatnya. Dia membalik posisinya sehingga kepalanya ada dimem3kku, otomatis kont0lnya yang sudah ngaceng ada didekat mukaku.
Sementara dia mengilik mem3k dan it1lku dengan lidahnya, kont0lnya kuremes dan kukocok2, keras banget kont0lnya. Kepalanya mulai kujilati dan kuemut pelan, lidahnya makin terasa menekan2 it1lku sehingga pantatku terangkat dengan sendirinya.



Enggak lama aku mengemut kont0lnya sebab dia segera membalikkan badannya dan menelungkup diatasku, kont0lnya ditancapkannya di mem3kku dan mulai ditekennya masuk kedalam. Setelah nancep semua, mulai dia mengenjotkan kont0lnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Bibirku kembali dilumatnya dengan penuh napsu, sementara itu terasa banget kont0lnya mengisi seluruh ruang mem3kku sampe terasa sesek. Nikmat banget ngent0t sama dia. Aku menggeliat2kan pantatku mengiringi enjotan kont0lnya itu. Cukup lama dia mengenjotkan kont0lnya keluar masuk, tiba2 dia berhenti dan mencabut kont0lnya dari mem3kku. Dia turun dari ranjang dan duduk di kursi, aku dimintanya untuk duduk dipangkuannya mengangkang diantara kedua kakinya. Dia memelukku dengan erat. Aku sedikit berdiri supaya dia bisa mengarahkan kont0lnya yang masih ngaceng itu masuk ke mem3kku. Aku menurunkan badanku sehingga sedikit2 kont0lnya mulai ambles lagi di mem3kku. Aku menggeliat merasakan nikmatnya kont0lnya mendesak masuk mem3kku sampe nancep semuanya. Jembutnya menggesek jembutku dan biji pelernya terasa menyenggol2 pantatku. Aku muali menaik turunkan badanku mengocok kont0lnya dengan mem3kku. Dia mengemut pentilku sementara aku aktif bergerak naik turun. Nikmat banget, kayanya lebih nikmat dari tadi. “Aah om, enak banget deh, lebih nikmat dari yang tadi”, erangku sambil terus menurun naikkan badanku mengocok kont0lnya yang terjepit erat di mem3kku. mem3kku mulai berdenyut lagi meremes2 kont0lnya, gerakanku makin liar, aku berusaha menancepkan kont0lnya sedalam2nya di mem3kku sambil mengerang2. Tangannya memegang pinggulku dan membantu agar aku terus mengocok kont0lnya dengan mem3kku. Aku memeluk lehernya supaya isa tetep mengenjot kont0lnya, denyutan mem3kku makin terasa kuat, dia juga melenguh saking nikmatnya, “Nes, empotan mem3kmu kerasa banget deh, mau deh aku ngent0t ama kamu tiap hari”. Akhirnya aku gak bisa menahan rangsangan lebih lama dan “Om, Ines nyampe, aah”, teriakku dan kemudian aku terduduk lemas dipangkuannya.

Hebatnya dia belum ngecret juga, kayanya ronde kedua membuat dia bisa ngent0t lebih lama. “Cape Nes”, tanyanya tersenyum sambil terus memelukku. “He eh”, jawabku singkat. Pelan dia mengangkat badanku dari pangkuannya sehingga aku berdiri, kont0lnya lepas dari jepitan mem3kku. kont0lnya masih keras dan berlumuran cairan mem3kku. Kembali aku dimintanya nungging dipinggir ranjang, doyan banget dia dengan doggie style. aku sih oke aja dengan gaya apa saja karena semua gaya juga nikmat buat aku. Dia menjilati kudukku sehingga aku menggelinjang kegelian, perlahan jilatannya turun ke punggung. Terus turun ke pinggang dan akhirnya sampe dipinggulku. Otot perutku terasa tertarik karena rangsangan jilatan itu. Mulutnya terus menjilati, yang menjadi sasaran sekarang adalah pantatku, diciuminya dan digigitnya pelan. Apalagi saat lidahnya mulai menyapu daerah sekitar lubang pantatku. Geli rasanya. Jilatannya turun terus kearah mem3kku, kakiku dikangkangkannya supaya dia bisa menjilati mem3kku dari belakang, aku lebih menelungkup sehingga pantatku makin menungging dan mem3kku terlihat jelas dari belakang. Dia menjilati mem3kku, sehingga kembali aku berteriak2 minta segera dient0t, “Om nakal deh, ayo dong Ines cepetan dient0tnya”.



Dia berdiri dan memposisikan kont0lnya dibibir mem3kku dan dienjotkannya kedalam dengan keras sehingga nancep semua dengan sekali enjotan. Dia mulai mengenjot mem3kku dengan kont0lnya, makin lama makin cepat. Aku kembali menggeliat2kan pantatku mengimbangi enjotan kont0lnya dimem3kku. Jika dia mengejotkan kont0lnya masuk aku mendorong pantatku kebelakang sehingga menyambut kont0lnya supaya nancep sedalam2nya di mem3kku. Toketku berguncang2 ketika dia mengenjot mem3kku. Dia meremes2 toketku dan memlintir2 pentilnya sambil terus mengenjotkan kont0lnya keluar masuk. “Terus om, nikmat banget deh”, erangku lagi. Enjotan berjalan terus, sementara itu aku mengganti gerakan pantatku dengan memutar sehingga efeknya seperti meremes kont0lnya. Dengan gerakan memutar, it1lku tergesek kont0lnya setiap kali dia mengenjotkan kont0lnya masuk. Denyutan mem3kku makin terasa keras, diapun melenguh, “Nes, nikmat banget empotan mem3k kamu”. Akhirnya kembali aku kalah, aku nyampe lagi dengan lenguhan panjang, “Aah nikmatnya, Ines nyampeee”.Otot perutku mengejang dan aku ambruk ke ranjang karena lemesnya.

Aku ditelentangkan di ranjang dan segera dia menaiki tubuhku yang sudah terkapar karena lemesnya. Pahaku dikangkangkannya dan segera dia menancapkan kembali kont0lnya di mem3kku. kont0lnya dengan mudah meluncur kedalam sehingga nancep semuanya karena mem3kku masih licin karena cairan yang berhamburan ketika aku nyampe. Dia mulai mengenjotkan lagi kont0lnya keluar masuk. Hebat sekali staminanya, kayanya gak ada matinya ni orang. Aku hanya bisa terkapar menikmati sisa kenikmatan dan rangsangan baru dari enjotan kont0lnya. Dia terus mengejotkan kont0lnya dengan cepat dan keras. Dia kembali menciumi bibirku, lherku dan dengan agak membungkukkan badan dia mengemut pentilku. Sementara itu enjotan kont0lnya tetap berlangsung dengan cepat dan keras. Aku agak sulit bergerak karena dia agak menindih badanku, keringatku sudah bercampur aduk dengan keringatnya. Enggak tau sudah berapa lama dia mengent0ti ku sejak pertama tadi. Dia menyusupkan kedua tangannya kepunggungku dan menciumku lagi. kont0lnya terus saja dienjotkan keluar masuk. Perutku mengejang lagi, aku heran juga kok aku cepet banget mau nyampe lagi dient0t dia. Aku mulai menggeliatkan pantatku, kuputar2 mengimbangi enjotan kont0lnya. mem3kku makin mengedut mencengkeram kont0lnya, pantatku terkadang terangkat menyambut enjotannya yang keras, sampe akhirnya, “terus om, yang cepet, Ines udah mau nyampe lagi”, teriakku. Dia dengan gencarnya mengenjotkan kont0lnya keluar masuk dan, “Aah Ines nyampe lagi”, aku berteriak keenakan. Berbarengan dengan itu terasa sekali semburan pejunya yang kuat di mem3kku. Diapun ngecret dan ambruk diatas badanku. Kami sama2 terkulai lemes, lebih2 aku karena aku udah nyampe 3 kali sebelum dia akhirnya ngecret dimem3kku. “Om kuat banget deh ngent0tnya, mana lama lagi. Nikmat banget ngent0t ama om. Kapan om ngent0tin Ines lagi”, kataku. Dia tersenyum mendengar sanjunganku. “Kalo ada kesempatan ya aku sih mau aja ngent0tin kamu. mem3k kamu yang paling nikmat dari semua cewek yang pernah aku ent0t”, jawabnya memuji. "Kamu bobo sini ja ya, dah malem, gak usah pulang gak apa kan, besok jadi bisa berbagi kenikmatan lagi". Aku mengangguk aja. Tak lama kemudian aku terlelap karena lemes, tapi yang lebih penting karena nikmat luar biasa.

Paginya aku terbangun karena ada ciuman lembut dibibirku. "Nyenyak banget bobonya Nes, cape ya". "Iya, om sih nakal", kataku manja. "Tapi nikmat kan, mau lagi gak?'. "Ya mau lah om, dikasi nikmat kok gak mau". "Mau sarapan roti apa sarapan kont0l". "Sarapan kont0l dulu lah om". Dia lalu berbaring telentang di ranjang, lalu aku yang berinisiatif mulai. Aku jongkok di atasnya dan menciumi nya, tangannya mengusap-usap punggungku. Bibirnya kukulum, ”Hmmmhh… hmmhhh…” dia mendesah-desah. Setelah puas melumat bibir dan lidahnya, aku mulai bergerak ke bawah, menciumi dagunya, lalu lehernya. makin kebawah lalu kuciumi dadanya. “Hmmmhhh… aduh Nes enak..” rintihnya. Dia terus mendesah sementara aku mulai menciumi perutnya, lalu pusarnya, sesekali dia berteriak kecil kegelian. Akhirnya kont0lnya yang sudah ngaceng berat kupegang dan kukocok2, “Ahhhhh… Hhhh…. Hmmhmh…Ohhh Nes…” dia cuman bisa mendesah doang. kont0lnya langsung kukenyot-kenyot, sementara dia meremas-remas rambutku saking enaknya, “Ehmm… Ehmm…” Mungkin sekitar 5 menitan aku ngemut kont0lnya, kemudian aku bilang, “Om… sekarang giliran om yach?” Dia cuma tersenyum, lalu bangkit sedangkan aku sekarang yang ganti tiduran. Dia mulai nyiumin bibirku. kemudian mulai menciumi leherku sementara tangannya meraba-raba toketku dan diremasnya. “Hmhmhhm… Hmhmhmh…” ganti aku yang mendesah keenakan. Apalagi ketika dia menjilati pentilku yang tebal dan berwarna coklat tua. Setelah puas melumat pentilku bergantian, dia mulai menjilati perutku dan kemudian langsung menciumi mem3kku dengan penuh napsu, otomatis pahaku mengangkang supaya dia bisa mudah menjilati mem3k dan it1lku. “Ahh.. Ahhhh…” aku mengerang dan mendesah keras keenakan. Sesekali kudengar “slurrp… slurrp…” dia menyedot mem3kku yang sudah mulai basah itu. ”Ahhhh…om… Enak …” desahan ku semakin keras saja karena merasa nikmat. Napsuku sudah sampe ubun2, dia kutarik untuk segera menancapkan kont0l besarnya di mem3kku yang sudah gatel sekali rasanya, pengen digaruk pake kont0l.



Pelan-pelan dia memasukkan kont0lnya ke dalam mem3kku. dengan satu enjotan keras dia menancapkan seluruh kont0lnya dalam mem3kku. “Uh…uhhh….Ahhhhhhh…nikmat banget om” desahku ketika dia mulai asyik menggesek-gesekkan kont0lnya dalam mem3kku. Aku menggoyang pinggulku seirama dengan keluar masuknya kont0lnya di mem3kku. Dia mempercepat gerakannya. Gak lama dienjot aku sudah merasa mau nyampe, “Ah…om…INes sepertinya mau… ahhh…” dia malah mempergencar enjotan kont0lnya dimem3kku, “Bareng nyampenya ya Nes, aku juga dah mau ngecret”, katanya terengah. Enjotan kont0lnya makin cepat saja, sampe akhirnya, “Om, Ines nyampe aah”, badanku mengejang karena nikmatnya, terasa mem3kku berdenyut2 meremas kont0lnya sehingga diapun menyodokkan kont0lnya dengan keras, “Nes, aku ngecret aah”, terasa semburan pejunya yang deres dimem3kku. Dia terkapar lemes diatas badanku, demikian pula aku. Setelah istirahat sejenak, dia mencabut kont0lnya , mengajakku membersihkan diri dan sarapan yang beneran. "Om, Ines masi di skors gak". "Ya di skors". "Kok?" "Ya di skors kalo gak mo aku ent0tin lagi, he he"


Lanjut deh ke cerita sex selanjutnya : Cerita sex terbaru | cerita dewasa : persetubuhan terlarang

Baca juga:

0 comments



Emoticon